KENAPA HARUS TEMAN?
“Teteteretet dunk dunk dor aw”
Bunyi alarm Sang Bunglon, sedikit demi sedikit mulai membukakan matanya, yang masih beranjau kekantukan.
Dipagi hari sekali Kori bangun di kamar kosan, yang udah seminggu belum pernah di Reboisasi. Bayangkanlah sampah dan cucian bersatu menjadi es campur di kamarnya.
Kori atau panggilan sayang dari pacarnya Bunglon, memang sulit beradaptasi dengan hal baru, sebelumnya dia tinggal bersama Orang tua, tapi 7 hari kebelakang, dia tinggal mandiri di kosannya. Dengan misi untuk menuntaskan Prakerin.
Nama lengkapnya Wais Al Bukhori, lebih lengkapnya lagi Bunglon Hitam Putih.
Kori bergegas mempersiapkan dirinya untuk berangkat ketempat prakerin. Tiba-tiba terdengar suara dari pintu masuk kosannya:
“Tok, tok, tok, Meong.”
”Kori, Ayo mamen cepet kita berangkat”
“Ya sip, Tunggu 400 detik lagi, bro” Sahut kori dari dalam.
Kori berangkat sama temennya, emm. Tunggu Gue lupa namanya! Oiya, Bimo. Punya panggilan yang lebih aneh, sebut aja Ikan Bogo, Gak jelas juga asal usulnya, tapi jika lo penasaran, lo baca aja sejarah "Sangkuriang" lo bakal nemu dayang sumbi disana.
Oke, oke, oke (Dari Mana Nyambungnya Wuyyy)
Di tengah jalan, tiba-tiba saja mata kori berbinar dipenuhi kunang-kunang. Kalau mata bimo temennya biasa aja. Dan ternyata, yang dilihat kori adalah bus sekolah yang sebentar lagi akan berangkat, oh enggak! Tapi udah merangkak dari terminalnya.
"wuyy, tungguin gue, gue penumpang setia lo" Kori berteriak sambil lari mengejar bus tersebut. Tiba-tiba kori berhenti, dan bus melanjutkan perjalanannya.
"Bim, kita naik angkot aja yuk!" tanya kori, dengan nada penuh keputusasaan.
"Emang kita selalu naik angkot, kan!"
"Oh Iya! gue lupa..." Dengan nada penuh kekonyolan.
Lalu mereka berangkat naik angkot, dan UUD memutuskan kori yang bayar hari ini, setelah sebelumnya bimo yang bayar makan. Akhirnya mereka tiba di TKP, dan kebetulan sekali hari ini sukses kesiangan. Berhubung peraturan di tempat prakerin seketat celana jeans Bu Rani (Ibu Kosan Kori), mereka dihukum dulu oleh satpam, buat bersihin kamar mandi, sambil nyanyiin yel-yel. Kira-kira bunyi yel-yelnya kayak gini:
"Hei anak prakerin... Jadilah orang pintar... OYEEE...."
"Agar kamu kelak... Mendapatkan Gelar... YES...Yess..."
"Prakerin, prakerin, prakerin. Yo!... Jrenkkkkkkkk Wusss..." Bersih-bersih kamar mandi dan sepucuk yel-yel, telah berhasil dilaksanakan.
Selanjutnya mereka masuk keruangan kerja prakerin, untuk mendapat perintah dari Kapten yamato! Oh, bukan! Harusnya dari Pak Yanto. Akhirnya terjadilah pertemuan antara kori dan bimo dengan pembina prakerin mereka, yaitu Pak Yanto tadi. Dan mereka langsung dibawa keruangan khusus. Dan terjadilah perbincangan hebat :
Pak Yanto : Hari ini kalian akan kerja ditempat yang spesial, dengan tugas yang tidak kalah spesialnya.
Kori & Bimo : (Kori dan Bimo melihat ke ruangan yang ber AC dengan sarana kerja terkeren, dilengkapi dengan peralatan canggih, dengan komputer LED terbaru.)
Mereka bengong sebentar dan langsung bilang : WOW.
Kori : Kita akan kerja disini pak?
Pak Yanto: Oh bukan! Kalian akan kerja (Membuka pintu ruangan disebelahnya) Disini!.
Bimo: Pak hari ini kita akan bersih-bersih, atau bapa akan nyuruh kita buat jual rongsokan ini ke toko loak.
Pak Yanto: Ide bagus. Tapi, kalian harus perbaiki semua komputer yang udah gak kepakai ini.
Kori & Bimo : (tanpa protes) Ya, baik pak! (masuk keruangan tersebut, menutup pintu, tunggu beberapa menit) dan "ADAWWW, mulai dari mana kita? Perlu diketahui, diruangan tersebut terdapat lebih dari 100 komputer rongsokan. Lebih dari 200 barang yang berserakan. 30 ekor tikus, dan nyamuk secukupnya. Jadi hari ini, ceritanya mereka ditugasin buat benerin semua komputer tersebut, walau gak ditentuin waktu selesainya.
Mungkin aja ada waktu buat besok. Kori dan Bimo sempet ngeluh 20 menit karena tugas ini, dan galau 10 menit. Kemudian dengan semangat 41 (saat masih masa penjajahan) mereka mulai maksain buat beresin tugas ini.
1 jam kemudian, tidak terjadi apa-apa. 2 jam kemudian, mulai ada suara berisik. 3 jam kemudian, Bimo pergi ke toilet dan balik lagi. 4 jam kemudian, keluar asap dari ruangan tersebut. 5 jam kemudian, Bimo keluar dengan badan setengan berdiri, mata merem melek, dan mengacungkan tangan kanan keatas. Lho, Kori kemana?
Ternyata dari 3 jam yang lalu Kori telah down diruangan tersebut, karena gak terbiasa dengan suasana yang bau dan berantakan.
Well, padahal itu gak jauh beda ya dari penampakan kamarnya. Jadi, Kori cuma beresin 2 komputer dan langsung tidur, mungkin poop dulu sebelumnya.
Bimo berjaya menuntaskan 4 komputer hari itu.
Jadi yang tersisa, tinggal 95 komputer, dengan sisa waktu 47 hari, dan pulang kampung 7 hari.
Dan sepertinya jarum jam telah menunjuk angka yang pas untuk pulang. Akhirnya Bunglon dan Ikan Bogo pulang dari habitat prakerin, dengan membawa beban 95 komputer untuk diperbaiki selanjutnya.
Sore ini mereka tidak akan melewati jalur yang biasa, tapi akan melewati jalur lain. Rencananya Kori akan membeli dulu barang spesial, buat pacarnya di Sumedang. Berkat do'a ibu, mereka sampai di toko reptil. Lho, ditoko reptil? Emang apa yang akan di jadiin oleh-oleh kori buat pacarnya? Emm, ternyata kori akan memberikan seekor kura-kura buat pacarnya. By the way, nama pacarnya tuh Dina, gadis putih keturunan sunda pencinta reptil, itulah sebabnya kenapa Kori dipanggil Bunglon sama pacarnya. Nah, kalau pacarnya, Dina Victoria.
Kori memanggilnya dengan sebutan Kadal, lengkapnya Kadal Bule Se*y.
Sip, kembali ke layar LCD (Gue ngetik di komputer layar LCD sob, bukan di Laptop). Setelah seekor kura-kura kori beli, Sang Reptil Bunglon sama Ikan Bogo kembali melanjutkan perjalanan. Dan tiba-tiba ditengah perjalanan, tepatnya dekat persimpangan rel kereta api. Perjalanan mereka dihambat oleh para Ayam Putih Abu yang sedang pesta besar.
Yap, para anak SMA yang sedang "TAWURAN". Mereka bingung! Ada dua pilihan fantastik; jalan melewati para Ayam yang sedang pesta dengan resiko tinggi, atau mengambil resiko rendah dengan membalik arah pulang, cuman mereka harus keliling dulu, dan itu memakan waktu lebih lama.
Mereka diem dulu selama setengah jam, 30 menit, 1800 detik. Nunggu dulu, sampai tawuranya selesai. 1800 detik berlalu, tapi tawuran masih tetap lancar tanpa hambatan, polisi pun belum memunculkan lubang hidungnya di TKP. Gak mau nunggu lama. Kori dan Bimo langsung melewati lebih dari 100 pelajar SMA yang sedang tawuran, tiba-tiba kori terjatuh dan kena bangku hantam para Ayam, dan salah satu ayam menggunakan cekernya, membuat kori pingsan.
Keadaan menjadi gelap, kemudian ada bayangan-bayangan semu, terlihatlah di pandangan Kori, sesosok wajah yang indah bermata biru. Dan itu adalah pacarnya Dina.
Kori terbangun, dan pandangannya mulai jelas dan dia mulai sadar kalau sekarang dia udah berada di rumah sakit. Dina tidak membiarkan kori untuk bangun. "Udah sayangku Bunglon, kamu tiduran aja dulu, tenang aja kamu udah aku jagain".
"Sayangku kadal! Kapan kamu sampai disini? Dimana Bimo, apa dia selamat?" Dengan nada lemah, kori bertanya ke dina.
"Udah, Bimo temanmu itu gak kenapa-kenapa kok, dia diluar nungguin kamu bangun. Tenang aja kita udah ada di Sumedang kok sekarang" Jawab dina.
"Sumedang? Bagaimana bisa?" dengan nada terkejut Kori kembali bertanya.
"Seminggu yang lalu kamu masih di rumah sakit Depok, tapi karena orangtua kamu khawatir, akhirnya dokter disana memindahkanmu kesini". Ternyata Kori koma selama seminggu, tidak terpikir. Padahal yang kori rasakan hanyalah beberapa detik dari musibahnya.
Dina menggenggam tangan kori dan duduk di sebelahnya. "Udah ya yang, ini yang terakhir kalinya kamu berbuat konyol. Aku gak mau, LDR kita jadi kehilangan indahnya, karena kamu kayak gini terus, ya tolong! Aku sayang kamu." sedikit tiduran di sebelah Kori.
"Ya, aku usahain. Oh ya, kura-kuranya udah sampai ke kamu?. itu hasil perjuangan aku lho, sampai aku kayak gini" balas Kori.
Dina tersenyum dan bilang "udah, udah aku simpen di kolam. Makasih ya... Aku gak kepikir deh, kamu beliin kura-kura buat aku aja sampai koma seminggu. Bagaimana nanti kamu beliin aku buaya?"," hahaha, ya bener juga". Mereka berdua tertawa ditemani hangatnya suasana rumah sakit yang menjaga keharmonisan, dan membalas kerinduan LDR yang udah kejalin selama 2 minggu. Melihat keruang tunggu rumah sakit, ada Bimo sedang tertidur pulas, ditemani cicak dan nyamuk yang setia selalu.
“Dodudu, Cuit… Cuit… Tu… Kukuruyuk… Ohok-ohok, Hoeekkk…”
Suara kicauan burung yang merdu dan suara ayam berkokok yang sedang batuk, menggambarkan suasana pagi yang khas di kota Sumedang. Walaupun kayaknya langit masih redup banget, sepertinya matahari masih mengantuk, soalnya habis malam mingguan sama bulan atau jangan-jangan belekkan lagi, Hahaha.
Tak seperti biasanya, Sang Bunglon hari ini bangun lebih pagi. Ceritanya seminggu sembuh, kali ini akan berangkat lagi ke Depok, buat nerusin prakerinnya. Dan kayaknya selama sakit kemaren, cukup banget buat rindu-rinduan sama sayang Kadalnya di Sumedang, dan hari ini waktunya pisah lagi buat melanjutkan LDR.
Dibawah ini adalah perbincangan Kori dan pacarnya Dina, 5 1/4 menit setelah pamitan sama keluarganya,
Kori: Yang, aku pergi lagi ya, kamu jaga diri kamu disini ya.
Dina: Udah ah, kamu kayak bayi Bunglon yang mau lepas dari ibunya aja deh.
Kori: Kan, bayi Bunglonnya sayang banget sama ibunya.
Dina: Iya deh, kamu adalah satu-satunya Bunglon, yang aku rinduin disini.
Kori: Kamu juga Kadal yang aku sayang banget, aku disana pasti setia, cintaku hanya ada disini, satu-satunya cinta disana, hanya aku dan kegiatan prakerinku.
Setelah sumpah LDR mereka kumandangkan, Kori langsung berangkat menggunakan Bus, sebenarnya Ngompreng sih.
Ohiya, ngomong-ngomong soal Bimo Ikan Bogo, dia udah di Depok lagi dari seminggu yang lalu, dan sebelumnya juga Bimo sempet ngeluapin LDR sama pacarnya Tina Latina, Bimo manggilnya ikan cupang sih. Alasanya karena mereka sama-sama suka ikan hias, cuman yang jadi pertanyaan, kenapa Bimo dipanggil ikan bogo? Emang ada, Ikan bogo yang disimpen di aquarium buat jadi hiasan?
“SEKIAN JAM KEMUDIAN, KORI SAMPAI DI TERMINAL DEBAR (DEPOK BARU) DAN SEDANG MENUJU KE KOSANNYA”
Tiba dikosan, kori langsung dapet tugas mulia dari Ibu kosannya. Yap! Bu Rani pengen, tidak ada penampakan TPU di kamarnya kori, berhubung hari minggu juga sih. Jadi Istirahat kori sebagai Bunglon, diganti lembur beresin Kamar yang indah, buat mimikri dengan sampah yang berantakan. Huhuhu🙁
Hingga pagi kembali menyambut, Kori berangkat prakerin. Dan gak seperti biasanya, hari ini dia gagal terlambat. Kori masuk dengan lancar tanpa hambatan, agak sembelit dikit sih.”
Lho” cuman pas masuk dan baru ketemu lagi sama Bimo temen deketnya, Persahabatan Bunglon dan Ikan bogo harus menjalani masa LDR. Karena Bimo akan dipindahkan Prakerinya ke Sumedang, Perusahaan tempat Prakerin mereka buka cabang baru disana.
Sebelum Bimo berangkat, Kori sempat menyampaikan kata
”Lo enak Ya Bim, Lo gak perlu LDRan sama Tina, Ikan Cupang Lo itu”
“Tenang aja Kor, Gue yakin loe bisa mandiri tanpa Gue disini”
Kemudian Kori berpesan ke Bimo,”Ya semoga aja deh! Emm, kalau lo sempat ketemu sama Dina, Kadal gue, tolong jagain dia juga ya”.
Bimo mengangguk, walaupun sebenarnya dia kurang mengerti maksud Kori gimana?
Dan sejak itu, Kori menyelesaikan tugas Parkerinnya, sendiri sepi tanpa Bimo.
Akhirnya Bimo kembali ke Sumedang, dan langsung mendapat tugas pertama untuk benerin jaringan yang terputus dirumah seseorang.
Gak tau keajaiban, muzijat, miracle atau apa. Bimo dapet jatah benerin rumahnya Dina Victoria, pacarnya Kori. Dan disinilah semua kegelapan mulai terjadi, mereka mulai melakukan obrolan ringan, tukar Nomor HP, SMSan, telponan dan itu semua diluar pengetahuan siapapun, termasuk Kori dan pacarnya Bimo, Tina.
Bahkan Ironinya lagi, Tina tidak kebagian gosip kalau Bimo sekarang udah pindah Prakerinnya ke Sumedang, dengan ini, mulai ada kejutekan diantara hubungan pasangan Ikan Hias dan Reptil tersebut.
Kodrat alam mulai disalah gunakan, gak tau karena ada kecocokan atau apa? Tapi hubungan gelap Bimo dan Dina seperti sudah dimulai dari sejak Kori sakit dulu.
Kasian Kori, masih teguh dengan Janji LDRnya, tapi diseberang kabupaten, Dina seolah mencoba membagi dua.
Malam pun tiba, seakan sudah menjadi kegiatan rutin, tepat jam 8 Kori nelpon Dina pacarnya. Tanpa tahu informasi tentang perselingkuhan Dina dengan Bimo, Kori dengan hati bahagia nelpon Dina, sampai panggilan tersambung:
Kori: Haloo, Sayang ini aku.
Dina: Ya itu kamu lah, Aku juga tahu, gimana sih?
Kori: Kok, kamu jawabnya gitu sih?
Dina: Habis, kamunya juga sih.
Kori: Yaudah! Aku cuman becanda, Emm, sayang aku kangen banget nih sama kamu?
Dina: Ya aku juga Ka .... Tut, Tut, Tut, (Tiba-tiba sambungan terputus).
Kori panik dan berusaha kembali memanggil Dina.
Kori: Tuttt… Tuttt… Tuttt… Haloo sayang, maaf ya terputus.
Dina: Gapapa! Tapi kamu niat gak sih nelpon aku?
Kori: Iya, Maaf! Aku bilang kan gak sengaja terputus.
Dina: Yaudah, Tadi pas keputus tuh. Aku mau bilang, kalau aku juga kangen sama kamu yang!
Kori: Makasih ya sayang Kadal, Aku sayang banget kamu.
Dina: Sayang Bunglon aku juga Sa… Tutt, Tutt, “Mohon maaf pulsa anda tidak mencukupi untuk melanjutkan panggilan, Silahkan isi saldo anda terlebih dahulu”
Akhirnya Kori memutuskan telponnya, kemudian sprint ke Toko untuk membelikan jajan HPnya. HP kori telah kenyang dengan pulsa Rp.5000, Kori kembali memanggil Dina. Tapi sayangnya kali ini Dina sedang sibuk, sepertinya sedang telponan dengan orang lain. Dan tanpa Kori ketahui, orang itu adalah Bimo.
Selama 1 jam lebih Kori, berusaha melakukan panggilan Ke
Dina, tapi HP Dina Sibuk terus. Akhirnya, tanpa berprasangka apapun kori tidur,
setelah sebelumnya mengirimkan SMS : “Ynk, mf y tdi plsa Q hbis, jd k’putus. Mf
Y, Q jg lemes mo tidur skrg, bsok mlam Q tlpn agi, Met bobo :-)” Tulisan alay
ini dan dinginnya malam pun mampu membuat Kori tidur lelap malam itu.
(HINGGA PAGI TIBA)
Lagi-lagi Kori kembali berangkat ketempat Prakerin, dan karena Pembina Prakerin gak yakin kori dapat kerja maksimal sendirian, akhirnya mengirimkan Anak Prakerin dari Jakarta untuk berduet dengan kori disini, Namanya Rony, sejurusan dengan kori juga.
Setelah itu, mereka langsung dapat tugas kelas tinggi, tidak lain untuk memperbaiki jaringan komputer yang rusak, disebuah Super Mall.
Tibalah Kori dan Rony dilantai tiga, seperti Teknisi yang profesional, Kori mengeluarkan alat-alat dan mulai menganalisa kerusakan. Wuisss, Padahal pengertian LAN aja dia tidak tahu, tapi beruntung Rony termasuk siswa yang kompeten disekolahnya, dan lagi-lagi kori bergantung pada orang lain. Ya setidaknya kori masih bisa memotong, menarik, mencabut, menggigit kabel jaringan disana. Hahaha.
Ditengah keringat yang bercucuran di wajah Kori dan Rony, ditengah proses perbaikan jaringan. Tiba-tiba dilantai 1 terjadi keributan, dan bell gawat darurat dinyalakan. Rupanya ada perampok bersenjata Api dan Samurai yang masuk dari bawah, dan semua orang di Mall tersebut langsung panik, kecuali kori yang sedang asyik motongin kabel, sambil dengerin musik lewat EarSet. Rony menepak pundak Kori.
“Kor, dibawah ada perampokan, gimana nih kita?” Dengan sedikit kaget Kori menjawab, “Apa! Yang bener, yaudah kita siap-siap aja”
”Siap-siap, Maksudnya?”
“Semua barang berharga sepertinya ada disini, termasuk uang. Perampok itu pasti akan tiba kesini juga, sementara kita gak bisa banyak berharap ke Satpam gendut itu, jadi kita harus siapkan rencana serangan”. Dengan ucapan seolah detective kelas F, Kori membuat rencana untuk kedatangan perampok, yang beberapa langkah lagi akan tiba.
Sekarang mereka berdua sudah seperti Densus 88, atau mungkin Korban Film Dora The Explorer, “Lho, emang rora film apa gituch?”.
Perampokpun tiba dilantai 3, dan satpam gendut telah berhasil ditumbangkan, dan kini hanya tinggal Kori dan Rony yang bersembunyi diantara meja, lengkap dengan tali penjeratnya. Hingga langkah kelima, perampok tersebut atau kita panggil aja Serigala Banci (Ya banci, kalau laki harusnya dia kerja bukan ngerampok) berhasil dengan stimulus tinggi, dijeratan tali jaringan yang dibuat Kori dan Rony.
Dan sekarang Serigala tersebut, langsung dihajar dengan biadab oleh Kori dan Rony, 5 kursi dihantamkan, 10 buku dilempar, 20 pukulan tangan di lepaskan, dan 100 bulu lebih berhasil dicabut dari Serigala Banci tersebut, hingga pingsan dengan nyenyak.
Lalu Bunglon dan, Untuk sementara kita panggil Rony, Marmut aja ya. Oke, Bunglon dan Marmut kembali menyiapkan Rencana B, untuk Serigala Banci berikutnya.
Kali ini mereka tidak akan menggunakan penjerat, tapi masih bersembunyi di meja dengan peralatan keras, seperti Tang, Palu, Obeng, Dan Esbatu (Es Batu Keras juga kan).
Rencana kedua dilakukan oleh Marmut sebagai pengawas, dan Bunglon penyerang utama. Akhirnya Serigala terakhir tiba dengan membawa senjata api yang cukup besar, Dan melangkah tegap dan hati-hati, berjalan kekiri. Rony Sang Marmut, berbisik kecil ke Kori.
“Kor, awas target ada di arah jam 7” Bunglon Kori melihat jam tangannya dan bilang.
“Bro jam tangan gue digital, Gimana nih?”
“Aduh, Bego lo. Dia ada di belakang kiri Lo” Sahut Rony. Serigala Banci melangkah melebihi tempat persembunyian Bunglon, dan Menembakan Senjatanya kesegala arah. Untuk memastikan tidak ada seorangpun. Tapi Sang Bunglon sejati langsung menghajarnya dari belakang, dengan Tang berhasil melumpuhkan tangan Serigala dan merebut Senjata Apinya dan langsung melempar senjata tersebut keluar.
Bodoh padahal dia bisa memakainya untuk menyerang.
”Gue gak tau cara gunainnya begoooo,” Oke-oke tenang Kori, Gue lanjutin dulu ceritanya ya, hehe Baik, Kori Bunglon sudah siap dengan kuda-kudanya ditambah Palu dan Obeng. Serigala Banci siap dengan tangan kosong, Eh salah, dia menggunakan samurainya. Dengan modal bela diri silat dan tata boga, Bunglon menyerang Serigala.
Tapi meleset dan Serigala berbalik menyerang, tapi gak kena, Namun serangan keduanya berhasil melumpuhkan kaki Bunglon, dan sekarang darah golongan O berceceran jatuh dilantai, bersama Kori. Bunglon sudah tidak sanggup lagi bangun, dan serigala siap melepaskan serangan terakhir.
Lalu AW. Teriakan dari Serigala Banci, yang terkena serangan Es Batu Marmut dari belakang, tanpa ragu Marmut langsung melakukan serangan terakhir, dengan melempar Meja seberat 143 Kg, tepat ke Full Body serigala, dan kemenangan berpihak ke Mamut dan Bunglon.
Kejadian hari ini, menambah Koleksi kesusahan Prakerin Kori
di Depok. Sementara di Sumedang, keadaan berbeda drastis, seolah ada kebahagian
gelap yang terjalin antara Bimo dan Dina. Sampai Prekerin mau selesaipun Kori
masih belum tahu hungungan itu.
(PRAKERIN KORI BERAKHIR)
Ini adalah hari terakhir Kori Prakerin di Depok, Kori mengucapkan terimakasih dan selamat tinggal kesetiap orang disana, terutama Pembina Prakerinnya Pak Yanto, Ibu Kosannya Bu Rani, Temen barunya Rony, dan seluruh kerabat kerja yang membantu. Kori pulang lagi ke sumedang di hari Sabtu, dan malam ini rencananya akan Malam Mingguan dengan Dina.
Kori gak tau, begitu banyak malam minggu Dina yang dilewatkan, dan kekosongannya diisi sama orang lain, yang tidak lain adalah Bimo, yang udah dari dulu jadi temen dekatnya.
Malam indah dipenuhi bintang dan seperempat bulan. Langit mendukung perbincangan Bunglon dan Kadal, yang baru dating lagi.
Kori: Yang, malam ini indah ya! Kayaknya bulan juga ikut kangen-kangenan deh, kamu lihat itu!
Dina: Ya, aku juga rasain... (Dengan sedikit merasa bersalah Dina menjawab, walaupun ditengah hubungannya dengan Bimo, Dina masih menyimpan banyak rasa ke Kori)
Kori: Kamu mau bilang sesuatu gak sama aku, kalau aku mau bilang aku bahagia banget bisa malmingan sama kamu lagi yang!
Dina: Emm, sebenarnya, aku boleh jujur gak sama kamu Lon!
Kori: Emang kamu mau bilang apa dal?
Dina: Emm, kamu ngerasa gak, kalau kita tuh udah mulai gak ada kecocokan.
Kori: Kamu mau minta putus yang! (wajah sedih), Kenapa? ada orang lain ya, selama aku gak ada!
Dina: Siapa yang bilang mau putus? Aku gak bilang gitu kok!
Kori: Ya mungkin 2 atau 3 kalimat lagi.
Dina: (Hanya diam tidak menjawab apa-apa).
Kori: (Mengeluarkan air mata). Kalau kamu mau minta putus atau masih mau lanjutin hubungan kita, itu terserah kamu. Dari awal, kamu kan yang duluan suka sama aku.
Tiba-tiba malam menjadi hening, tak ada perbincangan antara mereka berdua. Yang terdengar hanya suara isak tangis Kori Bunglon yang mudah terharu (Jangan Bilang Bunglon Cengeng Lho).
Melihat Kori seperti itu, Dina kebawa suasana dan ketularan sedih juga. Akhirnya Dina peluk Kori dengan kuat dan bilang, “Aku pilih lanjutin aja yang".
Kori mengusap air matanya dan berkata :
"Kalau menurut aku, selingkuh itu halal kok, asal kamu putusin dulu pacar kamu, terus baru deh selingkuh".
Dina tertawa, "hahaha, kamu ini bisa aja yang".
Obrolan terakhir tersebut, seolah mengubah suasana dimalam minggu itu, walalupun Kori masih tidak tau perselingkuhan Dina dan Bimo. Tapi pelukan Hangat Dina mengalahkan Dinginnya malam.
“Brom, Brom, Brooommm, Tididdd… JEGERR!!!”
Tiba-tiba terdengar suara motor dengan kecepatan tinggi, menginjak rem keras, membunyikan klakson selama 2 menit, dan berakhir dengan menubrukan dirinya tepat kemobil truk.
Kecelakaan tragis, terjadi tepat didepan kediaman Bunglon Hitam Putih, Kori. Saat itu Matahari masih belum bangun dari tidurnya, sepertinya alarm bangun yang dipasang sang surya, masih belum berbunyi.
Dikeadaan gelap, Kori bangun dengan ekspresi kaget, langsung keluar untuk melihat keadaan yang terjadi di habitatnya. Dia terkejut melihat tubuh orang yang begitu hancur, menempel didepan mobil truk, yang lengkap dengan motornya. Kori 3/2 histeris melihat kejadian itu, padahal seminggu yang lalu dia dibelikan motor baru oleh ayahnya.
Tapi karena tragedi tersebut, akhirnya Kori memilih untuk naik angkot dulu.
“Kok! Gak dipake motor barunya kor?” tanya supir angkot, yang udah kenal dekat dengan Kori.
“Gak ah mang! motor barunya galau, lagi mau jalan sendiri katanya”
“Ohgitu kor?” keanehan mendengar jawaban Kori.
Kori turun angkot, dan tibalah dipertigaan menuju sekolahnya. Gak sengaja dan tanpa diduga, Kori berpapasan dengan Bimo. Bimo keliatan sedikit malu ketemu Kori, hingga Kori memulai percakapan:
Kori: Hi Bim kemana aja? Lo enak ya bisa bersama Tina disisa waktu kemaren. Kalau Gue baru bisa ketemu Dina tuh, pas malam mingguan aja!
Bimo: (Sedikit merasa kesindir, Bimo menjawab) Ohiya Kor, hahaha.
Kori: Emm, bim kalau ada waktu, temen-temen pada ngajakin futsal lagi tuh, gimana?
Bimo: Emm,,, maaf, Gue ada janji ma Tina Kor.
Kori: Ohgitu! Yaudah gapapa, nanti gue sampein sama mereka kalau lo gak bisa dateng
(TIBALAH DIKELAS YANG BARU DIHUNI LAGI PARA SISWA YANG PULANG PRAKERIN)
15 menit sebelum bel bunyi, kelas kori berisik dengan suara-suara yang keluar dari mulut para siswa. Mereka ada yang membicarakan pengalaman Prakerin, cerita indah saat Prakerin, informasi sekolah yang baru, ngegosip artis, dan yang lagi maen “Kuda Tomprok” pun ada juga. Pokoknya lengkap deh.
Hingga Bell berbunyi, dan akhirnya suasana kelas masih tetap sama, karena belum ada guru yang masuk saat itu.
Payah banget! Guru disekolah Kori biasanya baru datang 15
menit setelah Bell. Jadi kalau di hari biasa, Kori punya waktu buat mendaur
ulang PR teman yang dia liat,”Alias Nyontek”.
(15 MENIT KEMUDIAN)
Guru matematika masuk kedalam kelas, dengan membawa aura pelajaran yang akan membuat suasana menjadi gelap membosankan. Kori sang Bunglon, emang gak bisa beradaptasi dengan pelajaran matematika, selain gurunya yang berwajah biadab, pelajarannya juga sering kali membuat kori muntah didalam kelas, Uooeekkhhh.
Guru berikutnya datang silih berganti, memasuki kelas. Dan akhirnya tiba juga pada masa indah untuk pulang, semua siswa didalam kelas itu berdoa untuk keselamatan pulang, Kori sepertinya yang paling khusu.
Tapi kori masih ada dalam kelas, saat semua pada bubar.
Kori melihat keHP yang dia senyapin deringnya, wajahnya terlihat kecewa, karena masih belum ada balesan dari Dina, setelah tadi pagi kori mengirim SMS yang berbunyi,”B4ngun Yankku Kadal B4ngun,,, Ri ni kita ktemuan yuk, Q kangen!!, masih dengan ketikan alay khas bocah primitif.
Sambil nunggu SMS balesan Dina, Kori langsung menuju kelapang basket yang dimodif menjadi lapang futsal, dan langsung terjadilah duel sengit dilapangan saat itu. Langkah Kori untuk mencetak goal, dihambat dengan konsentrasi buyar yang terus memikirkan SMS balesan masuk ke Hpnya, yang ia simpan di saku kiri celana olahraga.
Namun hingga pertandingan futsal berakhir, dan sampai tiba waktu ashar pun, HP Kori masih kosong belum ada SMS yang masuk dari Dina, akhirnya Kori memilih untuk pergi kemesjid untuk beribadah dan menyejukan diri.
Saat rakaat pertama, tiba-tiba HP Kori bergetar, sontak saja. Karena Kori yang jadi Imamnya, Kori over gigi mempercepat salatnya, untuk bisa cepet-cepet buka SMS yang masuk, dan itu membuat Ibadah kori dan makmumnya jadi kurang khusu, huhuhu.
4 Rakaat berakhir, dengan tersenyum Kori langsung membuka SMS yang masuk, dan senyumnya semakin menjadi setelah melihat nama pengirim SMS, dan itu datang dari Dina. Tapi senyuman Kori berakhir, setelah membaca isi SMS yang berbunyi,
”Mf yank Bunglon! Ri ni kta gk bsa ktemuan dlu ya, Qnya agi sbux Anget…”. emang sepertinya kodrat alay melekat dengan mereka berdua.
Udah nunggu SMSnya lama, dan jawabannya tidak sesuai harapan. kori benar-benar merasa kecewa, tapi tidak merasa curiga sedikitpun, padahal itu pertama kalinya Dina menolak ajakan kori untuk ketemuan.
Dan kori memilih untuk pulang, kori menunggu angkot dipertigaan, menunggu cukup lama, hingga satu mobil dengan warna merah hitam itu berhenti didepannya. kori masuk dan tepat dikursi depan kori melihat Tina, pacarnya Bimo. Mereka saling sapa dan setelah itu kori menunduk tidak bertanya apapun, dan tibalah masa dimana satu pertanyaan penting yang ditanyakan kori ke Tina;
“Lho Tin, kamu gak jadi ketemuan sama Bimo?”
“Emm, enggak kor, gak tau? Tadi juga di SMS bilangnya lagi sibuk”
“Ohgitu Ya” Kori tidak bertanya lagi
“Emang kenapa? Dia bilang mau janjian sama aku kekamu Kor”
“Enggak! Dia gak bilang gitu, kayaknya emang lagi sibuk sih”
Kori sengaja berbohong supaya Tina tidak merasa curiga ke Bimo, tapi sekarang dia tidak bisa lagi membohongi dirinya, kalau dia benar-benar merasa curiga sama Dina.
Sekarang pikiran dengan gambaran buruk, berlalu lalang diotak kori. Rasa gak enak bercampur buruk sangka, memadati hatinya.
Lalu, tiba-tiba saja Kori teriak “KIRI”, dan mobil angkotpun berhenti. Tapi Kori belum sampai dirumahnya, sengaja dia berhenti dirumah makan, karena sepertinya, perut kori memaksa dia untuk makan dulu.
Kori membuka pintu dorong dirumah makan itu, terdengar suara pintu yang khas “CEKITTT, MEONGGG” rupanya ada kucing tergencet didalam.
Kori masuk dan matanya berubah merah setelah melihat dua orang yang duduk semeja didepannya. Satu orang pertama adalah cowok yang udah menjadi temen deketnya selama ini, yang udah bener-bener kori percayai. Satu orang lagi adalah cewek yang mengupas hati kori begitu dalam, dan kori selalu berpikir bahwa dialah cinta yang pertama dan untuk yang terakhir seumur hidupnya.
Kori sang Bunglon bermata coklat kekuningan, langsung pergi meninggalkan Rumah makan tersebut. Dan Dina miss kadal melihat kori menyaksikan dia dan bimo ikan bogo, sedang makan berdua, begitu dekatnya.
Dina langsung teriak memanggil, ”KORIIIII!!!”…
Kori tidak menghiraukan, langkah kakinya tetap berlanjut.
Dina lari mengejar,”KORI TUNGGU”.
Bimo tidak mencoba menghentikan Dina, dia hanya diam larut menunduk merenung.
Tibalah Dina didepan tubuh kori, dan mata birunya memberi tanda untuk menjelaskan.
“Yang!”
“Mau ngomonk apa lagi kamu Din?” Kori tidak panggil dina dengan sebutan sayang, seperti biasanya.
“Itu tadi tidak seperti yang kamu pikirin Kor”
“Tenang aja, aku gak akan mikirin apapun lagi sekarang, semuanya udah jelas”
“tapi kor, kamu jangan ninggalin aku”
“Hei, siapa yang sebenernya mencoba ninggalin” Kori langsung berlalu dengan cepat, meninggalkan tempat yang sudah mendung, dan sekarang turunlah hujan membasahi tubuh Dina.
Kori sudah lenyap dipandangi dina, saat itu bimo menghampiri dan memberi kehangatan untuk dina, yang merasa dingin dengan sikap kori saat itu.
Suasana menjadi kelabu, dengan pertanyaan.
Siapa yang bersalah, dan yang harus disalahkan?
(MALAMPUN TIBA MENYELIMUTI PERASAAN GALAU REPTIL)
Dina masih tetap berusaha untuk memanggil kori lewat Telpon, hingga:
1 panggilan tidak terjawab kori.
5 panggilan diabaikan kori.
10 panggilan dihindari kori.
35 panggilan tak diangkat kori.
50 panggilan sibuk kori.
100 panggilan menumpuk di HP kori.
Hingga panggilan ke 123, kori baru meresponya. Dengan nada lemah kori menjawab salam yang dilantunkan Dina saat itu:
“Waalaikumsalam, apa lagi Din?”
“Sepertinya kita harus ketemuan kor”
“Buat apa? Udah gak ada yang perlu kita omongin lagi”
“Kok gitu?”
“Udah gak ada tempat dihatiku din, sakit ini udah cukup dalam”
“Ya udah please donk kor, segitu bencinya kamu sekarang” Terdengar suara isakan tangis dina.
Kori diam sebentar dan mengatakan:
“Yaudah, tungguin aku dirumah” Menutup telpon “Tut… Tutt… Tuttt…”
Sekitar jam 7.49 malam, kori berangkat menggunakan motor barunya. Padahal kori belum benar-benar siap untuk mengendarainya, apalagi ini pertama kalinya lagi, dan yang mengkhwatirkan kori tidak terbiasa naik motor saat malam.
Tapi syukurlah, karena perlahan dan begitu hati-hati. kori tiba dengan selamat dirumah dina, dan mereka berdua bertemu, duduk berduaan ditaman. Awalnya hening beberapa menit, tidak ada obrolan. Hingga seseorang memulainya:
Kori: Kenapa harus kayak gini sih din?
Dina: Ya alasannya karena itu, jarak saat kamu Prakerin Kor, dan seseorang berusaha deketin aku.
Kori: Ya kenapa harus kamu beri harapan. Apalagi kamu tau kan, dia temen deket aku. Dan dia juga udah punya ikatan kuat sama Tina. Kamu ngerasain gak sih kalau kamu diposisi aku dan Tina sekarang.
Dina: Aku sama seperti cewek lainnya, aku juga bisa merasakan sepi, aku juga bisa merasakan dinginnya malam dan kamu tidak selalu ada saat itu.
Kori: Maksud kamu apa? Kamu gak pernah pikirin kalau aku juga kayak gitu, kamu juga kayaknya udah gak mikirin lagi kalau aku sedang ngerasain sakit sekarang.
Dina: Gak tau kor? Tapi kalau kamu sakit, aku gak mau kamu ngerasain terus. Jadi, mendingan kita putus aja kor!
Kori: Apa? Kamu bilang apa?
Dina: Kita putus aja! Aku gak mau nyakitin kamu terus.
Kori: Kamu tau apa yang benar-benar bikin aku sakit?.
Dina: *Diam dan hanya Diam*
Kori: Ya udah kita putus sekarang.
Dina: Enggak, aku yang bilang putus duluan kok.
Kori: Gak bisa, cowok yang selalu mutusin cewek, jadi kita putus.
Dina: Kok gitu?
Kori gak bilang apa-apa lagi, air mata kedua reptil itu mengalir disaat malam. Dan kori berlalu dengan motornya,”Brum Brum”.
Ohiya! Jika ada yang nanya, siapa yang mutusin dan diputusin?
Yang mutusin Dina Kadal, karena yang pertama bilang putus dan yang diputusin tentu saja Kori Bunglon
Beneran kayak gitu kan?
Dan Kori kembali menuju perjalan kerumahnya, dengan pemandangan galau tampak diwajahnya. Tapi malangnya tragedi menimpa Kori saat itu, karena tidak begitu konsen kejalan dan kecepatan motor Kori diangka 60 Km/H. Kori mencoba menghindari tabrakan dan terjatuh keras dengan motornya di tebing. Kecelakaan itu membuat kakinya patah, dan saat itu keadaan menjadi gelap, dan benar-benar gelap.
Suasana menjadi terang kembali, setelah lampu rumah sakit dinyalakan. Tapi bagi Kori itu masih gelap, karena dia masih belum menyadarkan diri.
Ironinya Rumah sakit tidak bisa menangani Kaki Kori, kecuali dengan cara Amputasi. Dan saat itu orangtua Kori menolaknya dengan keras, akhirnya Kori dibawa ke Ahli Patah Tulang.
Penginapan Patah tulang itu letaknya di kecamatan Cimalaka, selama beberapa minggu terakhir banyak yang menjenguk Kori. Saudara, temen sekolah, guru-guru, dan semua orang yang mengenal Kori hadir kecuali satu, Dina. Selama ini belum nampak ada, Walaupun Kori sedikit munafik untuk tidak merindukan kehadiran Dina disisinya.
Lalu tiba-tiba saja seseorang berparas cantik menginjak teras Kori kala itu, Mata birunya jelas tersorot sinar matahari, kemudian dia mengetuk pintu dan masuk kekamar Kori, dan dia adalah
“Tok… Tok… Tok… Nnngngg… Cekiitt… Jebloggg…”
Suara pintu itu terdengar. Seseorang berparas cantik menginjak lantai kala itu, mata birunya jelas tersorot cahaya matahari. Selanjutnya dia masuk kekamar Kori dan duduk disamping Kori yang sedang terbaring. Tangannya yang begitu lembut, memegan erat tangan Kori, dan tiduran manis disebelahnya.
Tapi tiba-tiba saja semua itu lenyap, ketika Kori membuka mata dari tidurnya.
“Uhh, Sial banget! Itu cuman mimpi” Ketus Kori sendirian.
Kori terbangun, tanpa sadar dia baru saja mimpiin Dina datang menjenguknya. Memang selama ini, ditengah setiap orang terus berkunjung menyampaikan duka, Dina salah satu orang yang belum pernah hadir.
Alasannya sudah pasti karena seminggu yang lalu dia mutusin Kori.
Matahari bangun lebih cepat pagi ini. Terlihat Kadal Albino piaraan Kori sedang asyik mandi dikandangnya.
(Tunggu! Emang kadal ada yang bermerek Albino? Bukannya itu belut!).
Ngomong-ngomong kadal itu pemberian dari Dina, saat ulang tahun Kori 5 bulan yang lalu. Kala itu hubungan Kori dan Dina lagi berada dipuncak asmara, saat itu Bunglon dan Kadal lagi berada di puncak pohon teh dan teriak, “PUCUK… PUCUK…”
Tapi sekarang Bunglon Hitam Putih hanya bisa galau memandangi jendela dan menangis, tiba-tiba air matanya menetes, sedikit demi sedikit.
Bkin lg cerita kaya gni bg,,,
BalasHapusMntap bangggggg
BalasHapus